MAKNA KA>FIR DALAM AL-QUR’A>N (STUDI KOMPARATIF PENAFSIRAN IBNU KAS|I>R DAN M. QURAIS{ S{IH{A>B)

BAGUS SAPUTRA, DEDEN (2020) MAKNA KA>FIR DALAM AL-QUR’A>N (STUDI KOMPARATIF PENAFSIRAN IBNU KAS|I>R DAN M. QURAIS{ S{IH{A>B). Diploma thesis, IAIN Bengkulu.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI DEDEN BAGUS SAPUTRA 1611420005.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Dalam al-Qur’an, kata ka>fir bukan bermakna tunggal, terulang sebanyak 525 kali di berbagai tempat. Al-Qur’a>n dalam mengunakan kata ka>fir dalam ayat satu dengan ayat lain berbeda, seperti dalam QS. Ali ‘Imra>n (3): 151, Al-Qur’a>n menyebut ka>fir orang-orang yang menyekutukan Allah sedangkan pada QS. Luqma>n (31): 12, al-Qur’a>n menyebut ka>fir orang-orang yang mengkufuri nikmat Allah. Perbedaan ka>fir tidak hanya terbatas pada ayat-ayat al-Qur’a>n saja, melainkan para mufassir pun memiliki pemahaman yang berbeda dalam memahami ka>fir dalam al-Qur’a>n. Dan perbedaan ini bukan hanya terjadi di kalangan ulama’ dan intelektual, di masyarakat pun terjadi perbedaan, termasuk dalam pemahaman masyarakat Indonesia. Dalam rangka menelaah fenomena ini, maka penulis melakukan penelitian dengan judul ‚makna ka>fir dalam al-Qur’a>n (Studi Komparatif Ibnu Kas|ir dan M. Qurais} S{ih}a>b)‛. Guna menjawab secara signifikan atas pertanyaanpertanyaan yang muncul; bagaimana makna ka>fir dalam al-Qur’a>n menurut Ibnu Kas|i>r dalam kitab Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m dan M. Qurais} S}ih}a>b dalam kitab Tafsi>r al-Mis}ba>h}, persamaan dan perbedaan penafsiran, kelebihan dan kekurangan penafsiran, serta relevansi penafsiran keduanya dalam konteks Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library reseach) yang menggunakan metode penelitian deskriptif analisis komparatif dengan pendekatan historis. Deskriptif analisis komparatif adalah metode dengan cara mendeskripsikan konstruksi epistemologi tafsir dari kedua tokoh yang dikaji, dalam penelitian ini Ibnu Kas|ir dan M. Qurais} S{ih{a>b, lalu dianalisis secara kritis, serta mencari sisi persamaan dan perbedaan, kelebihan dan kekurangan dari penafsiran kedua tokoh yang dikaji. Dan pendekatan historis adalah pendekatan dengan cara memahami ayat-ayat al-Qur’a>n dengan cara mempelajari sejarah turunnya yang disebut dengan asbab al-nuzul. Melalui pendekatan ini, seseorang akan mengetahui hikmah hukum tertentu dari ayat al-Qur’a>n, untuk memelihara syari’at dari kekeliruan memahaminya. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: konteks sosio historis, sumber penafsiran, metode, dan coraknya memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam menghasilkan perbedaan penafsiran al-Qur’an, khususnya tentang makna ka>fir. Antara Ibnu Kas|ir dan M. Qurais} S}ih}a>b sepakat memaknai kata ka>fir dalam bentuk isim jama’ muz|akkar sa>lim ( ٌَ و ْسِ ُكبف َان ( pada lima (5) ayat, yakni QS. al-Ma>i’dah (5): 44, QS. al-A’ra>f (7): 45, QS. al-Taubah (9): 32, QS. alAnkabu>t (29): 47, dan QS. al-Ru>m (30): 8 dengan arti mengingkari dan menutupi, namun berbeda dalam memberikan penjelasan tafsiran kelima ayat tersebut, meskipun perbedaannya tidak begitu jauh. Penafsiran dari kedua tokoh dalam skripsi ini sangat relevan dengan konteks Indonesia yang multi agama dan multi kultural. Kata kunci: Ka>fir, Komparatif, Ibnu Kas|ir dan M. Qurais} S}ih}a>b

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Ka>fir, Komparatif, Ibnu Kas|ir dan M. Qurais} S}ih}a>b
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Ushuluddin Adab dan Dakwah > Ilmu Al - Quran dan Tafsir
Depositing User: S.IP Muhammad Yusrizal
Date Deposited: 29 Mar 2021 07:48
Last Modified: 29 Mar 2021 07:48
URI: http://repository.iainbengkulu.ac.id/id/eprint/5623

Actions (login required)

View Item View Item