MAKNA SIMBOLIK MAPPASIKARAWA DALAM PERNIKAHAN SUKU BUGIS DI KOTA BENGKULU

DERY, AFRANDI (2022) MAKNA SIMBOLIK MAPPASIKARAWA DALAM PERNIKAHAN SUKU BUGIS DI KOTA BENGKULU. Diploma thesis, UIN FATMAWATI SUKARNO BENGKULU.

Text 155. DERY AFRANDI.pdf Download (6MB)

Abstract

Jenis dan pendekatan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumberdata penelitian yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan wawancara dan observasi. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan model analisis Miles dan Huberman melalui langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini yaitu; 1) Tahapan-tahapan prosesi pernikahan Suku Bugis di Kota Bengkulu; Mammanuk-Manuk, Madduta, MappetuAda, Mappenre Duik, Mallawa Soji, Mappanre Lebbe dan Mabbawazanji, Mappenre Botting.Mappasikarawa, Tudang Botting, Mapparola, Mabbarazanji. 2) Prosesi ”Mappasikarawa” dalam pernikahan suku Bugis di Kota Bengkulu dilakukan setelah ijab kabul mempelai pria dibimbing menuju ke kamar mempelai wanita untuk melakukan prosesi Makkarawa. Dan Pappasikarawa. 3) Pemaknaan simbol “Mappasikarawa” dalam Pernikahan suku Bugis di Kota Bengkulu yaitu pengantin pria menyentuh bagian-bagian tubuh pengantin wanita seperti Pertemuan dua ibu jari yang memiliki makna agar tidak saling egois dan mau bekerja sama, telapak tangan memiliki mkakna agar dilancarkan rezeki, lengan memiliki makna kekuatan dan kesehatan, dada yang melambangkan kelembutan dan kesabaran, dahi melambangkan kepatuhan, dan dilanjutkan dengan lomba berdiri melambangkan penguasa atau pemimpin dalam keluarga dan diakhiri mencium tangan suami agar saling memaafkan dan mempererat hubungan suami istri.

Actions (login required)

View Item