MAQASID SYARIAH DALAM KONSEP WALI MUJBIR IMAM SYAFI’I DALAM KITAB AL-UMM

SIREGAR, TIMSAR (2022) MAQASID SYARIAH DALAM KONSEP WALI MUJBIR IMAM SYAFI’I DALAM KITAB AL-UMM. Masters thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

[img] Text
Tesis Timsar Siregar.pdf

Download (2MB)

Abstract

Tujuan sebuah perkawinan ialah untuk memperoleh ketenangan hidup yang penuh cinta dan kasih sayang (sakinah, mawadah, warahmah), yang kemudian dibantu dengan tujuan-tujuan lain : 1) reproduksi (penerusan generasi), 2) pemenuhan kebutuhan biologis (seks), 3) menjaga kehormatan,dan 4) ibadah. Dalam rangka mencapai tujuan mulia tersebut maka ditetapkan aturan hukum yang komplit dalam perkawinan. Di antaranya adalah adanya Ijbar Wali Nikah. Terkait dengan hak ijbar wali, terdapat asumsi bahwa pandangan ulama fiqih dipengaruhi bias gender laki-laki. Di antaranya konsep Imam Syafi’I dalam hak ijbar wali yang terkesan wali memiliki hak absolut (mutlak) untuk memilihkan calon suami untuk anak gadisnya sehingga menimbulkan asumsi bahwa Islam membenarkan adanya kawin paksa. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana konsep Wali Mujbir menurut Imam Syafi’i di dalam Kitab Al�Umm serta Bagaimana tinjauan Maqasid Syariah terhadap konsep wali mujbir Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsep wali mujbir Imam Syafi’i dalam kita Al-Umm serta Menganalisis Maqasid Syariah terhadap pendapat Imam Syafi’i tentang Hak Ijbar Wali dalam kitab Al�Umm. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kepustakaan (library reseach) dengan pendekatan kualitatif. Adapun sumber data yang dikumpulkan berupa data primer yakni Al-Umm,sedangkan data sekundernya adalah buku�buku, jurnal dan karya tulis lainnya yang memiliki keterkaitan dan relevan dengan tema penelitian. Untuk menganalisa data menggunakan model deskriptif analisis sebagai teknis analisis datanya. Sedangkan pisau analisis yang digunakan adalah Maqasid Syariah. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa Hak Ijbar menurut Imam Syafii adalah hak untuk memaksa menikahkan atau melarang menikah dengan seseorang sebagai bentuk perlindungan atau tanggung jawab seorang ayah terhadap anaknyadengan ketentuan (a) bagi anak kecil yang belum dewasa, ayahnya dapat menikahkannya tanpa harus meminta persetujuannya terlebih dahulu; (b) bagi anak gadis yang sudah dewasa yaitu yang sudah berusia 15 tahun atau sudah mengeluarkan darah haidh, ayahnya dapat menikahkannya tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu, meskipun ada anjuran untuk bermusyawarah dengan anak gadis yang sudah dewasa tersebut, anjuran tersebut sifatnya amrun ikhtiyarin la fardhin. Konsep Wali Mujbir Imam Syafi’i tersebut sangat sesuai dengan Maqasid Syariah. Dalam hal ini Maqasid Syariah berfungsi untuk melindungi kualitas agama si anak gadis beserta calon keturunannya ( حفظ الدين ,(menjaga keselamatan si gadis dari tindak aniaya suaminya (النفس حفظ ,( memastikan si gadis akan mendapatkan keturunan yang baik dari suami yang sholeh (النسل حفظ ,(dan melindungi kesejahteraan si gadis (المال حفظ.(

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Maqasid Syariah, Wali Mujbir, Imam Syafi’i dan Al-Umm
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Syari'ah > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: H John Hendri
Date Deposited: 03 Oct 2022 07:42
Last Modified: 03 Oct 2022 07:42
URI: http://repository.iainbengkulu.ac.id/id/eprint/10498

Actions (login required)

View Item View Item