purwasih, intan sari (2018) KECERDASAN SPIRITUAL KONSELOR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Telaah Q.S Ali Imran Ayat 190-191). Other thesis, IAIN Bengkulu.
|
Text
SKRIPSI INTAN SARI PURWASIH.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
INTAN SARI PURWASIH, NIM 141 632 3200. KECERDASAN SPIRITUAL KONSELOR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Telaah Q.S Ali Imran190-191). Secara normatif, pada dasarnya dalam Al-Qur‟an telah terdapat kerangka nilai dalam pengembangan ilmu dakwah, khususnya dalam disiplin ilmu bimbingan dan konseling Islam. Pengembangan ilmu ini yang diderivasikan dari ayat-ayat Al-Qur‟an menjadi penting untuk dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan indikator kecerdasan spiritual konselor Islami dalam perspektif surat Ali Imran ayat 190-191. Melalui metode content analisys (analisis isi) untuk membahas secara mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam suatu teks. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan psikologis, yang bertujuan untuk lebih memahami agama dari sudut sosial serta pengaruh agama terhadap perilaku penganutnya. Beberapa kitab tafsir yang menjadi rujukan dalam penelitian ini ialah Tafsir Al-Misbah, Tafsir Kementerian Agama RI, Tafsir Al-Azhar. Hasil analisis ini, menghasilkan bahwa dari surat Ali Imran ayat 190-191 tersebut walaupun tidak secara tekstual menunjukan kecerdasan spiritual konselor, namun secara kontekstual melahirkan beberapa ciri yang termasuk kedalam kecerdasan spiritual yang harus didedikasikan oleh seorang konselor Islami. Seorang konselor Islami harus memiliki kecerdasan spiritual yang terdapat di dalam empat indikator yaitu 1) Zikir, Konselor selalu mengingat Allah. Dengan seperti ini, konselor dapat selalu berpikir dengan baik sebelum bertindak, karena setiap apa yang dilakukan konselor pada proses konseling akan dicontoh oleh klien. Dalam hal ini berarti konselor memiliki kekuatan/daya.; 2) Fikir, dalam melakukan proses konseling tidak semua permasalahan menggunakan teknik yang sudah ada. Seorang konselor harus mampu mengkombinasikan suatu teori dengan permasalahan dan menghasilkan solusi yang tepat. Dengan hal ini berarti konselor memiliki kemampuan berpikir holistik/terbuka.; 3) Tawakkal, konselor dalam membantu menyelesaikan permasalahan dan menghadapi kliennya harus terus berusaha, tidak boleh membawa permasalahannya dalam proses konseling. Dengan seperti ini berarti adanya pemahaman diri yang baik pada konselor, sehingga ia bisa memahami kliennya.; 4) Bakti dan Ibadah, dalam proses konseling konselor harus ramah, menerima klien dengan baik dan tidak memilih klien berdasarkan latar belakang. Konselor yang memiliki sikap seperti ini berarti konselor memiliki visi dan nilai, baik dalam hidupnya maupun dalam proses konseling.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kecerdasan Spiritual, Konselor, Al-Qur’an |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Ushuluddin Adab dan Dakwah > Bimbingan Penyuluhan Islam |
Depositing User: | Syahril Syahril M.Ag |
Date Deposited: | 02 May 2019 07:26 |
Last Modified: | 02 May 2019 07:26 |
URI: | http://repository.iainbengkulu.ac.id/id/eprint/3073 |
Actions (login required)
View Item |