Albayina, Annisa (2021) Makna Simbol dalam Tradisi Kedurai Apam di Desa Bungin kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong. Other thesis, IAIN Bengkulu.
|
Text
Cd Annisa.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Tradisi kedurai Apam yang diadakan setiap setahun sekali, tepatnya di tanggal 1 muharam. tradisi ini diselenggarakan sebagai peringatan untuk mengenang tenggelamnya desa Trasmambang, serta bentuk tolak balak dan permohonan maaf kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat sehat serta ketenanngan yang diberikan, mulai dari kesejahteraan hidup yang dicapai, hasil pertanian yang melimpah dan terhindarnya warga masyarakat setempat dari marabahaya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana prosesi tradisi kedurai apam di Desa Bungin kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong? (2) Apa makna simbolik dalam tradisi kedurai apam di Desa Bungin kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong? Penelitian ini bersifat lapangan (field research), menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan wawancara mendalam (indepeth-interview), observasi dan dokumentasi. Sementara untuk menganalisis data penulis menggunakan beberapa metode diantaranya metode diskripsi, metode historis, metode verstehen dan interprestasi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan prosesi kedurai apam di Desa Bungin kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong? (2) mendeskripsikan makna simbolil dalam tradisi kedurai apam di Desa Bungin kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong? Hasil penelitian ini adalah pertama prosesi ritual adat tradisi kedurai Apam itu sendiri dengan membawa bahan sesajen lainnya ke lokasi. Setelah sampai ke lokasi apem itu didoakan terlebih dahulu dan dibagikan kepada orang-orang yang menyaksikan tradisi tersebut. Pembuangan apem ini diikuti oleh Ketua adat, tokoh, masyarakat dan lain-lain, yang ingin menyaksikan proses kedurai apem itu sendiri. Dalam kedurai apem ini ada beberapa desa di dua Kecamatan yang harus terlibat dalam ritual adat ini. Tradisi kedurai Apam adalah ritual tahunan yang dilaksanakan di desa Bungin tepat nya pasir lebar lias Sabo. Tradisi kedurai apam ini terdapat simbol simbol yaitu pertama apam, kedua anak dewa, ketiga sawa yang terdiri dari beberapa komponen syarat sawaf (Beras dikunyitkan Guiak minyak Sirih masak 3 subang Sirih mentah Daun rokok 3 gulung Rokok putih 3 batang Air pancur 7 batang bambu) merupakan unsur yang paling utama ada saat pelaksanaan tradisi sebaran Apam. Apam berasal dari bahasa Arab yaitu afuan/afuwwun, yang berarti ampunan. Kedua anak dewa yang berarti kesucian dan dengan dibarengi hati yang jernih. Ke tiga Sawaf sendiri yang artinya adalah mengirim doa doa kepada roh nenek moyang , mengirimkan sholawat kepada nabi serta memohon pertolongan dari allah SWT. Keempat Asap dari kemenyan yang melambung ke atas secara tegak lurus sebagai tanda bahwa sesaji dari seseorang diterima Kata kunci : muang Apam, Simbol, Sabo, Muang, Kebudayaan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) |
Divisions: | Ushuluddin Adab dan Dakwah > Komunikasi Penyiaran Islam |
Depositing User: | ms yuliana saputri |
Date Deposited: | 20 Sep 2021 04:11 |
Last Modified: | 20 Sep 2021 04:11 |
URI: | http://repository.iainbengkulu.ac.id/id/eprint/6508 |
Actions (login required)
View Item |